PANDANGAN ISLAM TENTANG HIBURAN
(nyanyian, musik, tari-tarian,ludruk,wayang dll)
Dalam masalah ini terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama’, antara lain ada yang mengatakan mubah/boleh, dan tidak memperbolehkan
1. Golongan dan dalil-dalil yang memperbolehkan
- A. Golongan sahabat Nabi
ü Umar Bin Khottob, riwayat Ibnu Abdil Barr
ü Usman Bin Affan, riwayat al Mawardi dan Imam ar Rofi’I (pengarang kitab al Bayan)
ü Abdur Rahman Bin Auf, riwayat Imam Ibnu Abi Syaibah
ü Abu Ubaidah Bin al Jarrah, riwayat Ibnu Qutaibah
ü Abu Mas’ud al Anshori, riwayat Baihaqi
ü Bilal dan Abdullah serta Usamah Bin Zaid, riwayat al Baihaqi
ü Hamzah, riwayat Shohih Bukhori
ü Ibnu Umar, riwayat Ibnu Thohir
ü Al Barra’ Bin Malik, riwayat Abi Na’im
ü Abullah Bin Ja’far, riwayat Ibnu Abdil Barr
ü Abdullah Ibnu Zubair, , riwayat Abu Tholib al Makki
ü Hasan, , riwayat Abul Faraj al Ashbahani
ü Abdullah Bin Amr, , riwayat Zubair Bin Bakar
ü Qurzah Bin Sa’ad, riwayat Ibnu Qutaibah
ü Qurdloh Bin Ka’ab, riwayat Ibnu Qutaibah
ü Khuwad Bin Zubair dan Robah al Mu’tarif, riwayat pengarang al Aghonni
ü Mughiroh Bin Syu’bah, riwayat Abu Tholib al Makki
ü Amr Bin Ash, al Mawardi dan Aisyah, riwayat Shohih Bukhori
- B. Golongan Tabi’in
ü Said Bin al Musayyab
ü Salim Bin Abdullah Bin Umar
ü Ibnu Hasan
ü Khorjah Bin Zaid
ü Syuraih al Qodli
ü Sa’id Bin Zubair
ü Amir as Sya’bi
ü Abdullah Bin Abi Atiq
ü Atho’ Bin Abi Roba’
ü Muhammad Bin Syihab Al Zuhri
ü Umar Bin Abdul Aziz
ü Sa’ad Bin Abd Rokhim al Zuhri
- C. Orang – orang yang mengikuti pendapat mereka
ü Imam Uyainah
ü Ibnu Nahwi (al Umdah)
ü Imam Syaukani (Nailul Authar Juz 8 hal 264-266)
- D. Dasar/Dalil yang memperbolehkan hiburan
- 1. Dasar dari hadis
- Hadist riwayat Imam Bukhori dan Ahmad dari Siti Aisyah Nabi berkata :
يا عائشة ما كان معهم من لهو ؟ فإن الانـــصار يعجبهم اللهو
- Hadist riwayat Imam Ibnu Majah dari Ibnu Abbas
انكحت عائشة ذات قرابة لها من الانصار فجاء رسول الله صلى الله عليه وسلم: اهديتم الفتاة ؟ قالوا : نعم, قال: ارسلتم معها من يغني ؟ قالت :لا. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ان الانصار قوم فيهم غزل, فلو بعثـتم معها من يقول: اتيناكم اتيناكم فحيانا وحياكم.
- Hadist riwayat Imam Nasa’i dan Imam Hakim dari Amir Bin Sa’ad
دخلت على قرظة بن كعب وابي مسعود الانصار في عرس, فاذا جوار يغنين, فقلت: اي صاحبي رسول الله اهل بدر, يفعل هذا عندكم ؟ فقالا: اجلس ان شئـت فاستمع معنا, وان شئت فاذهب فإنه قد رخــص لنا اللهو عندالعرس.
- Hadis riwayat Bukhori – Muslim
عن عائشة لقد رأيت النبي صلى الله عليه وسلم يسترني بردائه وانا انظــر الى الحبشة حتى اكون انا التي اسأمــه اى اللعب فاقدروا قدر الجارية الحديثة السن الحريصة على اللهو.(رواه البخاري ومسلم)
- Hadis riwayat Bukhori-Muslim, bahwa Abu bakar pernah masuk kerumah Aisyah untuk menemui Nabi saw,ketika itu ada dua gadis disisi Aisyah yang sedang menyanyi,lalu Abu bakar menghardiknya seraya berkata :”apakah pantas ada seruling syaitan dirumah rosulullah?” kemudian Nabisaw menimpali :
دعهمــــا يا ابابكــــر, فإنها ايام عيد
“Biarkanlah mereka, wahai Abu Bakar, sesungguhnya hari ini adalah hari raya.
- Dasar madzahib, Ar Ruyani riwayat dari al Qoffal (madzhab Malik Bin Anas)
وحكى الروياني عن القفال أن مذهب مالك بن انس إباحة الغناء بالمعازف, وحكى الأستاذ أبو منصور والفوراني عن مالك جواز العود, وذكر أبو طالب المكى في قوت القلوب عن شعبة أنه سمع طيورا في بـيت المنهال بن عمرو أعمدت المشهور.
2 Dasar dari pendapat Madzahibul Arba’ah
- Madzahibul Arba’ah mayoritas memperbolehkan, dengan catatan harus tetap dipelihara, antara lain:
1. Lirik nyanyiannya sesuai dengan adab dan ajaran islam
2. Gaya dan penampilannya tidak menggairahkan nafsu syahwat dan mengundang fitnah
3. Nyanyiannya tidak disertai dengan sesuatu yang haram, seperti minum khomer, menampakkan aurat serta percampuran antara laki-laki dan perempuan tanpa batas.
4. Nyanyian atau sejenisnya tidak menimbulkan rangsangan dan mendatangkan fitnah, menyebabkan tenggelam dalam khayalan, dan sisi kebinatangannya mengalahkan sisi kerohaniannya. (keterangan kitab Fiqih ‘ala madzahibul Arba’ah juz 5 hal 53-54).
- 2. Dalil-dalil golongan yang mengharamkan beserta sanggahannya
- A. Berdasarkan dalil Alqur’an.
Keterangan dalam kitab الـمحــلي juz 9 hal 60, bahwa dari golongan yang mengharamkan nyanyian, mereka menggunakan dalil riwayat dari Ibnu mas’ud dan Ibnu abbas serta sebagian tabiin, dengan argumantasi ayat QS.Luqman:6.
ومن الناس من يشترى لهـو الحديث ليضل عن سبيل الله بغير علم ويتخـذها هزوا أولئــــــك لهم عذاب مهين (لقمان:6)
Mereka menafsirkan LAHWUL HADIS (perkataan yang tidak berguna) ini dengan nyanyian,menurut Ibnu Hazm pendapat tersebut ditentang oleh para sahabat dan tabiin yang lain.
- B. Berdasarkan dalil hadis
- Hadis riwayat Ashab Sunan al Arbaah:
كل لهو يلهو به المؤمن فهو باطل الا ثلاثة: ملاعبة الرجل اهله, وتأديبـــــه فرســــه, ورميه عن قوسه (رواه أصحاب السنن الأربعة, وفيه اضطراب)
Menurut Qordowi, Kata باطل itu seperti kata اللـهو واللـغو yakni digunakan untuk sesuatu yang tidak ada faidah keagamannya, sedangkan melakukan sesuatu yang tidak berfaidah tidaklah haram selama tidak menyia-nyiakan hak atau melalaikan kewajiban.
- Hadis riwayat Bukhori secara Mua’llaq (tanpa sanad sanad yang bersambung)
ليكونن قوم من امتي يستـــــــــــــــــــــحلون الحــر والحرير والخمر والمعازف
Dalam kitab MIZANUL I’TIDAL dan TAHDZIBUL TAHDZIB dijelaskan bahwa para ulama’ hadis mengatakan tentang sanad dan matan hadis ini bersifat Idhthirab, karena sanadnya berkisar pada Hisyam bin Amr,sedang dia dilemahkan oleh para ulama’.
Perkataan يستــــحلون menurut Ibnu Arabi mempunyai dua pengertian :
Pertama: menganggap hal itu halal, kedua, sebagai majaz (kiasan),sebab kalau yang dimaksud dengan Istihlal (menghalalkan yang haram) itu dalam arti sebenarnya,maka perbuatan tersebut adalah kufur.
- Menggunakan dalil hadis :
ان الله تعالى حـــــرم القينة (اى الجارية) وبيعها وثمنها وتعليمها
Dalam Ihya’ ulumuddin hal 1148 Imam ghozali mengomentari hadis diatas bahwa yang dimaksud perkataan Qoinah ialah budak perempuan yang menyanyi untuk laki-laki ditempat minum-minuman (semacam bar). Nyanyian budak wanita di depan majikan atau orang lain
- Mereka berdasar pada dalil riwayat
ان الغــــــــــناء ينـــبت النفاق في القــــلب
“Sesungguhnya nyanyian itu dapat menumbuhkan kemunafikan dalam hati”
Menurut DR. Yusuf Qordlowi, perlu diketahui bahwa perkataan ini bukan sabda Nabi SAW, melainkan salah seorang sahabat. Yaitu pendapat seorang manusia yang tidak maksum, yang dapat ditentang oleh yang lain.
KHULASOH/NATIJAH
DR. Yusuf Qordlowi dalam kitabnya Fatawi Mua’shirah juz II hal 485 menyatakan bahwa nash-nash yang dijadikan dalil oleh golongan yang mengharamkan nyanyian adakalanya shahih tetapi tidak sharih (jelas), adakalanya sharih tetapi tidak shahih. Selain itu, tidak ada satu pun hadits yang marfu’ kepada Nabi SAW. Yang patut menjadi dalil untuk mengharamkan nyanyian. Masing-masing haditsnya dilemahkan oleh golongan ulama’ dari mazhab Zhahiri, Maliki, Hambali dan Syafi’i.
Al-Qadhi Abu Bakar ibnu Arabi berkata didalam kitab Al-Ahkam “Tidak ada sesuatu pun yang sahih dalam mengharamkan nyanyian.” Demikian pula yang dikatakan Imam Ghazali dan Ibnu Nahwi dalam kitab al-‘umdah.
Ibnu Thahir berkata,”Tidak ada satu pun huruf yang sahih mengenai masalah ini.”
Ibnu Hazm berkata,”Semua riwayat yang mengharamkannya itu batil dan maudhu’.”
Daftar rujukan
1. DR. Yusuf Qardhawi, 1993 M/ 1413 H, Fatawi Muashirah Juz I dan II,
2. Imam al Jazari, Fiqih ala Madzahibul Arba’ah Juz 5
3. Ahkamul Fuqoha’ (Keputusan Muktamar, Munas, dan Kombes Nahdlatul Ulama’)
5. BAHASAN MASALAH HIBURAN
(nyanyian, musik, tari-tarian,ludruk,wayang dll)
Lahwun dan Laghwun (Dagelan dan musik) inggihpuniko sedoyo perkawis ingkang nungkulaken tiang sehingga saget nglaliaken dumateng sliro piyambak.
La’bun ( permainan ) adalah sedayani perkawis ingkang saget nungkulaken dumateng sliro piyambak ingkang boten wonten manfaat dumatang kahanan piyambak lan hartanipun.
Keterangan dari Kitab Al- Showi
(الصـاوي على الجلا ليـن فى تفسيـر قولـه تعـالى انـما الحيـاة الدنيـا لعب ولـهو )
Masalah hiburan hukumipun hilaf:
- 1. Haram, menurut:
- kitab Al-bajuri, Juz 2 hal 351
- Kitab Azzawajir Juz 2 hal 337
- Kitab Ihya pada bab al-sima’i Juz 2
- 2. Makruh, menurut :
- Imam Zarkasih
- Jamal alal manhaj, Juz 4 hal 380
- Imam Qoffal,Abu Mansur
- Al-Ittihaf ‘alal ihya,’ juz 6
- Imam ghozali
- Ihya’ ulumiddin, pada bab al-sima’i Juz 2
- 3. Boleh, menurut :
- Imam Fauroni
- Saking kitab Al-Ittihaf ‘alal ihya’,Juz 6
- Ibnu hazm
- Al Al-bajuri, Juz 2 hal 351
- Imam Syaukani
- Nailul Authar Juz 8 hal 264-266
- Qordawi
- Fatawi Al-mu’assiroh, Juz 2 hal 485
5. BAHASAN TENTANG HIBURAN
Lahwun dan Laghwun (Dagelan dan musik) adalah segala hal yang dapat menyibukkan seseorang sehingga melupakan kepentingan dirinya sendiri.
La’bun ( permainan ) adalah segala hal yang dapat menyibukkan seseorang tanpa ada manfaatnya sama sekali terhadap keadaan diri ataupun hartanya
Keterangan dari Kitab Al- Showi (الصـاوي على الجلا ليـن فى تفسيـر قولـه تعـالى انـما الحيـاة الدنيـا لعب ولـهو )
A. ” LAHWUN , LAGHWUN dan LA’BUN”
(Dagelan, musik/nyanyian/tarik suara dan Permainan)
Hukumnya hilaf :
- Imam Al-Qaffal dan Al- Rauyani, Abu Mansur : Tari-tarian dengan berirama hukumnya makruh tidak sampai haram dengan alasan bahwa hal tersebut termasuk ” lahwun laghwun dan la’bun” (dagelan, musik dan pemainan) : keterangan dari kitab الإتحاف على الإحياء جزء dan ((احيـاء فى باب السمـاع
Sama halnya nyanyian dan mendengarkan lagu/musik. Keterangan dari kitab Al-Manhaj V hal 380
- Imam Al-Fauroni : boleh, dengan alasan bahwa hukum asal ” Lahwun, Laghwun dan La’bun” itu mubah *
- Imam Haromain, Imam Ibni ‘Imad Al-Sahrowardi, Imam. Rofi’I dan
Ibnu Abi Dam :
Hiburan tarian tidak haram, bila tidak menyebabkan rusaknya kehormatan diri dan tidak ada penyerupaan laki-laki dengan perempuan atau sebaliknya. *
* Keterangan dari kitab : الإتحاف على الإحياء جزء
B. Macam-macam Jenis alat- alat hiburan ( musik ) serta hukumnya
1. Alat yang dipukul dengan tangan
- kendang b. drum c. rebana dan yang sejenis
Alat – alat di atas hukumnya mubah (boleh) selama alat – alat tersebut tidak dipergunakan untuk menimbulkan kerusakan dan tidak menjadi tanda-tanda orang fasik, kecuali kubah,seruling gitar yang ditetapkan haramnya dalam nash hadits.
Keterangan dari kitab Al- Ithaf dan Al- bajuri II 351
2. Alat tiuap/Seruling dan sejenis gitar hukumnya hilaf :
- termasuk alat yang diharamkan ket, dari kitab Zawajir II hal 337
- boleh menurut Ibnu Hazm ket, dari kitab Al-Bajuri II hal 351
- Segala alat musik haram ket, dari kitab Al-Jamal VI hal 380
Sengonagung,17 juni 2005
“ لعب ولـهو ولـغو ”
اللعب مـايشغل الانسـان وليـس فيـه منفعة في الحـال والمال واللـغو مـا يشغل الا نسـان عن مهمـات نفسـه (الصـاوي على الجلا ليـن فى تفسيـر قولـه تعـالى انـما الحيـاة الدنيـا لعب ولـهو )
الغنـاء لـهو مكروه يشبه البـاطل وقولـه لـهو صحيح ولكن اللهو من حيث انه لـهو ليس بـحرام فلعب الحبشة ورقصهم لـهو وقد كان صلى الله عليـه وسلم ينظراليه ولا يكرهه بل اللـهو واللـغو لا يـؤا خذ الله به (احيـاء فى باب السمـاع )
ولنذكرمـاللعلمـاء فيـه اي في الـرقص من كلام فذهبت طائـفة الى كراهتـه منهم القفـال حـكاه عنه الرويـانـي في البحر. وقـال الاستـاذ ابـو منصـور تكلف الـرقص على الإ يقـاع مكروه وهـؤلاء احتجـوا بانه لعب ولـهو وهو مكروه وذهبت طائـفة الى إباحتـه قـال الفـورانـي في كتـابه العمدة الغنـاء يبـاح أصله وكذالك ضرب القضيب والـرقص ومـااشبـه ذلك . قـال امـام الحرميـن الـرقص ليـس بـمحرم فانـه مـجرد حركات على استقامة أو اعوجـاج ولكن كثيره يـحرم المـروءة وكذالك قـال المـحلى في الدخـائر وابن العمـاد السهـروردي والرفعي وبه جزم المصنف في الوسيط وابن ابي الدم وهؤلاء احتجـوا بأمريـن : السنة والقيـاس. اما السنة فماتقـدم من حـديث عائـشة قريبـا في زفـن الـحبشة و حـديث على في حجلـه وكـذا جعفـر وزيـد. وامـا القيـاس فكما قـال امـام الحرميـن حركات علىاستقامت او اعوجاج فـهي كسائـر الحركات . و ذهب طائـفة الى تفصيل فقلـت ان كان فيـه نتن وتكثـر فهـو مكـروه والا ولا بـأس به . وهـذا مـا نقلهـابن ابي الـدام عن الشيخ ابي علي بن ابي هريرة,وكذا ما نقلـه الـحليمي في منهاجه وهؤلاء احتجـوا بـان فيه التشبه بالنسـاء وقد لـعن المتشبه بـهن . و ذهب طائـفة الى انه ان كان فيـه نتن ان كان فيـه نتن وتكثر فهو مكروه والا فلا. وهذا ما اورده الرافـعى في الشرح الصغير وحكاه في الشرح الكبير عن الـحليمي وحكاه الـجيلي في مـحـرر.
الإتحاف على الإحياء
- Nyanyian/tarik suara
Nyanyian/ tarik suara termasuk hiburan (Laghwun) yang dimakruhkan,serupa dengan perbuatan batil tapi tidak sampai haram
Dan termasuk Lahwun dalam permainan orang-orang Habsyi dan tarian mereka, Rosululloh pernah menyaksikannya dan tidak membencinya. Dalam hal ini Lahwun dan laghwun tidak dimurkai Alloh
Keterangan dari Kitab Ihya’ :
buku nailul authar yang d pake terbitan mana mas.?
BalasHapussaya cari di buku nailul authar terbitan daar ibnul jauz halaman 266-268 membahas puasa, gak ada bahasan musik.....
yg juz 8
Hapus