Jumat, 17 Februari 2012

Al-Qur'an Dihina Gus Dur page : 3


Pengantar Penerbit
BERTANYALAH kepada setiap orang yang mengaku muslim di setiap penjuru bumi ini: bagaimana Al-Qur’an di hati mereka? Jawabannya sudah dapat dipastikan bahwa meskipun mereka belum sepenuhnya dapat mengamalkannya, namun Al-Qur’an tetaplah menjadi sesuatu yang sangat sakral dan mulia di hati mereka. Al-Qur’an adalah tentang kehormatan mereka sebagai seorang muslim. Penghinaan terhadap Al-Qur’an adalah sesuatu yang tidak bisa ditolerir dan dimaafkan. Dan jika sudah demikian, penghinaan dan pelecehan terhadap Al-Qur’an dengan sangat mudah menjelma menjadi sebuah panggilan jihad bagi para pencintanya.

Dalam sejarah Islam, kita sudah banyak menemukan pelecehan dan penghinaan terhadap Al-Qur’an. Dan mungkin saja kita menjadi maklum jika kekejian-kekejian itu dilakukan oleh musuh-musuh di luar Islam. Toh, mereka memang tidak mengaku muslim dan tidak meyakini Islam sebagai the way of life mereka.

Namun, hari-hari belakangan ini kita dikejutkan oleh sebuah pernyataan yang sangat menghina Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab paling porno, demikian ungkap pernyataan itu. Bush-kah yang mengatakannya? Blair? Atau Salman Rushdie yang melukai hati umat Islam dengan Ayat-ayat Setan-nya? Bukan seorang pun dari mereka. Yang menyatakan pernyataan itu justru sosok yang bisa disebut mantan tokoh no. 1 RI yang terpaksa dilengserkan karena selalu bikin masalah. Namanya? Ah, Anda pasti sudah kenal orangnya. Lha iya, siapa sih yang tidak kenal KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur? Dan seperti biasa, kali ini kita kembali ‘ditohok’ oleh pernyataannya tentang kepornoan Al-Qur’an. Wal ‘iyadzu billah.

Buku ini ditulis sebagai sebuah jihad membela Kitabullah, Al-Qur’an Al-Karim. Di dalamnya juga terdapat penjelasan para ulama tentang hukum orang yang memperolok-olok Al-Qur’an. Semoga ini dapat memberikan pencerahan kepada Anda dalam menyikapi tipologi manusia semacam Gus Dur, yang kata penulis bukuini –Ustadz Hartono Ahmad Jaiz– plintat-plintut.

Mudah-mudahan penghinaan dan pelecehan terhadap Islam bisa dihentikan, dan jangan biarkan menjadi ‘penyakit menular’ yang melatah di negeri ini. Selamat Membaca!


HUJJAH Press


Tidak ada komentar:

Posting Komentar