TIPU DAYA SETAN UNTUK MENGHANCURKAN KEIKHLASAN ORANG-ORANG YANG
BERIMAN
Hingga hari pembalasan, setan telah berjanji untuk menyesatkan manusia, untuk
mengajak mereka ke dalam barisannya. Sebagaimana dinyatakan Allah, "Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa
mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
golongan setan itulah golongan yang merugi." (al-Mujaadalah [58]: 19)
Setan telah berhasil membujuk mereka yang menafikan keberadaan Allah. Ia telah
menjebak manusia dari segala sisi, membuat mereka lupa kepada Allah, dan
memperoleh penghambaan yang mutlak dari mereka. Karena itulah, orang-orang ini
masuk ke dalam barisan setan, sebagai makhluk yang mengajak orang lain kepada
keingkaran, dosa, dan kejahatan.Bagi mereka yang dengan ikhlas percaya kepada Allah, tentu saja berbeda halnya. Setan dapat langsung memengaruhi mereka yang menafikan Allah. Akan tetapi, terhadap mukmin sejati yang dengan teguh meyakini Allah, setan gagal memengaruhi mereka. Sebagai contoh, setan dengan cara apa pun tidak dapat mencegah mereka dari berjuang di jalan Allah. Ia tidak dapat mencegah mereka untuk mengamalkan perintah agama mereka, melaksanakan shalat, melakukan kebaikan dan berlaku jujur, menyebut nama Allah, dan mengorbankan diri mereka untuk berjuang dengan harta dan jiwa.
Menyadari hal itu, setan terpaksa mencari tipu daya yang lebih sulit untuk memengaruhi para mukmin sejati. Karena ia tidak dapat secara langsung menghalangi amal baik yang dilakukan karena Allah, ia berusaha mencampuradukkan kejahatan dalam niat baik mereka saat melakukan suatu perbuatan. Ini dilakukan untuk mengalihkan pandangan mereka selain kepada keridhaan Allah dan untuk mencegah mereka berpaling kepada Allah dengan tulus ikhlas, dengan cara menyerang keikhlasan mereka. Di dalam Al-Qur`an, tujuan setan hingga detik ini ditegaskan dengan kata-katanya sendiri. Ayat yang berhubungan dengan perkataan setan disebutkan sebagai berikut.
"Dan saya benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong
telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan
saya suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka
mengubahnya.' Barangsiapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah,
maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. Setan itu memberikan
janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka,
padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka."
(an-Nisaa` [4]: 119-120)
"Iblis menjawab, 'Karena Engkau telah menghukum saya
tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau
yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang
mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur (taat)." (al-A'raaf [7]: 16-17)
Sebagaimana ditunjukkan di dalam ayat tersebut, setan berusaha mengendalikan
mereka dengan "membawa kepada kesesatan dan memenuhi mereka dengan
harapan-harapan palsu", dengan "menyerang mereka di jalan Allah yang lurus", dan
dengan "mendatangi mereka dari depan, belakang, dari kanan dan kiri mereka".Ia menggunakan tipuan agar manusia melihat kebenaran sebagai kesalahan, kebaikan sebagai kejahatan, yang bagus sebagai kejelekan, dan kejahatan sebagai kebaikan. Ia berusaha mencegah manusia dari perbuatan baik karena Allah dengan menanamkan keraguan dan keinginan yang sia-sia di dalam hati mereka. Setan berusaha keras memikat orang-orang beriman untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan akhlaq Al-Qur`an dengan memperindah dan menghiasinya agar terlihat lebih menarik.
Barisan Setan
Bila perlu, setan bergantung pada pertolongan mereka yang menjadi temannya
dan menafikan Allah untuk mencapai tujuan yang disebutkan di atas. Ia
menggunakan mulut mereka untuk berbicara dan perkataan mereka untuk
mengungkapkan rencana-rencananya. Ini merupakan taktik yang lihai untuk
menguasai orang-orang beriman.Tentu saja setan tidak dengan terang-terang mengajak mereka untuk menafikan Allah dengan berbisik, "Jangan mengikuti Al-Qur`an, jangan memenuhi ridha Allah, patuhilah aku." Sebaliknya, ia mencoba menipu mereka dengan tipu muslihat, kelicikan, dan kebohongan. Ia berusaha mencegah mereka untuk berbuat ikhlas dan menanamkan berbagai macam keinginan dan nafsu di dalam hati mereka, dan membuat mereka lebih mencari pujian daripada mencari keridhaan Allah.
Misalnya saja, ia berusaha untuk menyisipkan keinginan untuk mendapatkan kerelaan manusia dalam niat seorang mukmin yang berusaha untuk melakukan perbuatan baik karena Allah. Setan mendorongnya untuk memuji kebaikan dirinya dan melambungkan egonya.
Dengan berbangga diri ketika melakukan perbuatan baik, ia terhalang untuk ikhlas dalam perbuatannya itu. Seharusnya, jika ia benar-benar memilih untuk melakukan suatu perbuatan yang mengorbankan dirinya, ia harus melakukannya untuk mendapatkan keridhaan Allah. Karena itulah, tidak perlu ia mengumumkan perbuatannya. Dengan cara apa pun, Allah melihat dan mendengarnya. Akan tetapi, setan menghadirkan keinginan itu dalam bentuk yang terlihat tidak salah, seperti alasan-alasan, "Mereka akan percaya dan lebih mencintaimu jika mereka tahu betapa berahklaq dan lurusnya dirimu dan betapa patuhnya engkau pada Al-Qur`an. Bagaimanapun juga, ini adalah keinginan yang benar-benar sah." Tentu saja ini adalah keinginan yang sah-sah saja dan dijalankan sesuai dengan Al-Qur`an jika ia mencari pengakuan Allah dan meninggalkan apa yang dikatakan masyarakat serta berpaling kepada Allah. Jika ia berbuat sebaliknya, ia akan berisiko untuk dikuasai oleh kesalahan yang ditolak oleh Al-Qur`an. Sikap-sikap tersebut menjadikan ibadah terlihat dan membuat seseorang merasa berbangga diri. Semua sikap tersebut berseberangan dengan keikhlasan dan kesucian. Sifat-sifat yang hanya dibutuhkan saat melakukan ibadah untuk semata-mata mencari keridhaan Allah.
Kelicikan Setan
Rencana setan untuk mengancam keikhlasan orang-orang beriman yang akan terus
ada hingga hari pembalasan, dimulai sejak masa Adam a.s.. Ia mendekati Adam a.s.
dengan strategi yang licik dan menipu serta mencoba membuatnya melihat kebaikan
sebagai kejelekan dan kejelekan terlihat baik. Sebagaimana disebutkan di dalam
Al-Qur`an, setan berhasil membujuk Adam a.s. dan pasangannya untuk tidak
mengindahkan larangan Allah. Jadi, setan membuat mereka dikeluarkan dari surga.
Peristiwa ini dijelaskan di dalam ayat-ayat Al-Qur`an sebagai berikut.
"Dan Kami berfirman, 'Hai Adam, diamilah oleh kamu dan
istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana
saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu
termasuk orang-orang yang zalim.'" (al-Baqarah [2]: 35)
"Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya,
dengan berkata, 'Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan
kerajaan yang tidak akan binasa?'" (Thaahaa [20]: 120)
"Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya
untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya
dan setan berkata, 'Tuhanmu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan
supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal
(dalam surga).' Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya, 'Sesungguhnya, saya
adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua.' Maka setan
membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya
telah merasai buah kayu itu, tampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan
mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka
menyeru mereka, 'Bukankah aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan
Aku katakan kepadamu, 'Sesungguhnya, setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu
berdua?'" (al-A'raaf [7]: 20-22)
Setan tidak secara terang-terangan mengatakan kepada Adam dan Hawa untuk
menentang perintah Allah. Bila dilakukan terang-terangan, tak ada satu pun
mukmin yang mengikutinya. Jadi, ia merencanakan alasan lain yang lebih
persuasif. Setan mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan menjadi malaikat dan
hidup abadi jika mereka memakan buah pohon terlarang itu. Agar kebohongannya
lebih meyakinkan, ia bahkan berani bersumpah atas nama Allah. Al-Qur`an
memperingatkan para mukmin sejati agar melawan kelicikan yang dilakukan oleh
setan ini.
"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu
oleh setan sebagaimana telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari syurga, ia
menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperhatikan kepada keduanya
auratnya. Sesungguhnya, ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu
tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya, Kami telah menjadikan
setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman."
(al-A'raaf [7]: 27)
Mereka yang dibimbing oleh Al-Qur`an benar-benar dipersiapkan untuk melawan
masalah-masalah yang tidak berdasar, keinginan yang semu, dan muslihat setan
yang menipu. Sebagaimana dinyatakan dalam ayat, "Orang-orang
yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di
jalan thagut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya
tipu daya setan itu adalah lemah," (an-Nisaa` [4]: 76) strategi yang
dilancarkan setan sebenarnya lemah dan hanya terdiri atas tipuan yang palsu.
Para mukmin sejati mamahami bahwa bisikan tersebut berasal dari setan. Mereka
segera memohon perlindungan kepada Allah sebagaimana disebutkan dalam ayat,
"Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka
berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. Sesungguhnya, orang-orang yang bertaqwa bila mereka ditimpa waswas
dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya." (al-A'raaf [7]: 200-201)
Segera setelah mendapatkan perlindungan dari Allah, mereka dapat mengartikan
peristiwa tersebut dengan cahaya Al-Qur`an. Mereka mendapatkan pemahaman yang
menolong mereka untuk membedakan kebenaran dari kebatilan. Karena itulah,
tuduhan setan yang sesat tergagalkan karena iman yang kuat dalam diri mukmin
yang sejati.Demikian pulalah, seperti yang digarisbawahi Al-Qur`an dalam ayat berikut, setan memainkan peranan kosong pada diri mukmin sejati yang meletakkan keyakinan dan iman mereka kepada Allah dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya Pelindung mereka.
"Sesungguhnya, hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa
atas mereka. Dan cukuplah Tuhanmu sebagai penjaga." (al-Israa` [17]: 65)
Sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur`an, setan dapat memengaruhi mereka
yang dikuasai olehnya dan mereka yang menjadikan hal lain sebagai tuhan selain
Allah.
"Sesungguhnya, setan itu tidak ada kekuasaannya atas
orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya." (an-Nahl [16]:
99-100)
Dinyatakan bahwa setan tidak dapat memengaruhi hamba-hamba yang tulus dan
suci,
"Iblis berkata, 'Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
(perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka.'" (al-Hijr
[15]: 39-40)
Karena alasan inilah, mukmin yang ikhlas dan benar tidak perlu takut
menghadapi kelicikan dan tipu daya jebakan yang dibuat oleh setan, karena mereka
tahu pasti bahwa setan tidak memiliki kekuatan atas mereka. Mereka hanya takut
kepada Allah. Mereka yang takut kepada setan adalah mereka yang berteman
dengannya dan terperosok ke dalam perangkapnya. Hal ini diungkapkan di dalam
Al-Qur`an,
"Sesungguhnya, mereka itu tidak lain hanyalah setan yang
menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy),
karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika
kamu benar-benar orang yang beriman." (Ali Imran [3]: 175)
Di dalam Al-Qur`an, Allah menyatakan bahwa setan akan meningkatkan usahanya
untuk menanamkan keinginan-keinginan palsu dan penyimpangan di hati setiap
manusia, termasuk hati para nabi. Ini adalah semacam cobaan yang diciptakan
Allah untuk membedakan antara mereka yang memiliki penyakit di hatinya dan
mereka yang beriman dengan tulus ikhlas. Mereka yang mendapatkan kesucian dan
memiliki pengetahuan tidak dapat dipengaruhi oleh keinginan-keinginan palsu
setan. Mereka benar-benar memahami bahwa setan tidak memiliki kekuatan sendiri.
Ia sebenarnya diciptakan dan dikendalikan sepenuhnya oleh Allah. Setan tidaklah
berkuasa untuk menyesatkan orang-orang beriman, menghalangi keikhlasan mereka,
atau membawa mereka ke jalan yang sesat tanpa seizin Allah. Ketika setan
berusaha untuk menempatkan keinginan-keinginan palsu di dalam hati mereka,
seorang muslim percaya bahwa Al-Qu`an tidak diragukan lagi merupakan sebuah
keberkahan yang nyata dari Allah sebagai penguat. Kebenaran ini ditunjukkan oleh
ayat,
"Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun
dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan,
setan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu. Allah menghilangkan
apa yang dimasukkan oleh setan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan
Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana, agar Dia menjadikan apa yang
dimasukkan oleh setan itu sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya
ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu
benar-benar dalam permusuhan yang sangat, dan agar orang-orang yang telah diberi
ilmu, meyakini bahwasanya Al-Qur`an itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka
beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi
Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus." (al-Hajj [22]:
52-54)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar