TUJUH
Kesimpulan
Tujuan penulisan buku ini adalah "mengajak untuk berpikir".
Kebenaran dapat disampaikan kepada seseorang melalui berbagai macam cara, dengan
sangat rinci beserta semua bukti serta segala sarana yang ada. Namun jika orang
tersebut tidak memikirkan sendiri kebenaran yang ada secara ikhlas dan jujur
dengan tujuan memahami kebenaran, segala usaha tersebut tidak akan ada artinya.
Oleh karena itu, ketika rasul-rasul Allah menyampaikan risalah kepada umat
mereka, mereka menyampaikannya secara jelas kemudian menyuruh mereka untuk
memikirkannya.
Seseorang yang berpikir akan sangat paham akan rahasia-rahasia
ciptaan Allah, kebenaran tentang kehidupan di dunia, keberadaan neraka dan
surga, dan kebenaran hakiki dari segala sesuatu. Ia akan sampai kepada pemahaman
yang mendalam akan pentingnya menjadi seseorang yang dicintai Allah,
melaksanakan ajaran agama secara benar, menemukan sifat-sifat Allah di segala
sesuatu yang ia lihat, dan mulai berpikir dengan cara yang tidak sama dengan
kebanyakan manusia, namun sebagaimana yang Allah perintahkan. Walhasil ia akan
mendapatkan kenikmatan yang lebih dari keindahan-keindahan yang ia saksikan,
melebihi dari yang didapatkan oleh orang lain. Ia tidak akan menderita tekanan
batin karena terbawa oleh angan-angan kosong yang tidak ada dasarnya dan tidak
terseret oleh kerakusan dunia.
Ini hanyalah sedikit dari keutamaan-keutamaan yang diperoleh
seseorang yang berpikir di dunia. Balasan di akhirat untuk orang yang selalu
mencari kebenaran dengan berpikir adalah kecintaan, keridhaan, kasih sayang dan
surga Allah.
Sebaliknya, satu hari pasti akan datang ketika mereka yang semasa
masih di dunia tidak mau memikirkan kebenaran akan berpikir, bahkan lebih dari
itu, "berpikir secara mendalam dan merenung" dan melihat kebenaran-kebenaran
tersebut dengan sangat jelas. Namun, pada hari itu berpikir tidak akan berguna
bagi mereka, bahkan membuat mereka tertimpa kesedihan. Allah berfirman dalam
Al-Qur'an:
"Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah
datang. Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,
dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat." (QS.
An-Naazi‘aat, 79: 34-36)
Mengajak manusia (yang memiliki anggapan bahwa mereka dapat lolos
dari tanggung jawab mereka dengan tidak berpikir) untuk berpikir sehingga mereka
dapat merenungkan akibat yang akan menimpa mereka, dan kembali kepada agama
Allah, adalah satu bentuk ibadah bagi orang-orang mukmin. Namun, sebagaimana
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
"…Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran
daripadanya (Al Qur’an)". (QS. Al-Muddatstsir, 56: 55)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar