ENAM
Memikirkan Ayat-ayat Al-Qur’an
Al-Qur'an adalah kitab terakhir yang Allah turunkan bagi semua
manusia. Setiap orang yang hidup di bumi wajib mempelajari Al-Qur'an dan
melaksanakan perintah-perintahnya. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak
mempelajari ataupun melaksanakan apa yang Allah perintahkan dalam Al-Qur'an
kendatipun mereka menerimanya sebagai sebuah kitab yang diwahyukan. Ini adalah
akibat dari belum memikirkan tentang Al-Qur'an tetapi sekedar mengetahui dari
informasi yang didapat dari sana sini. Sebaliknya, bagi orang yang berpikir,
Al-Qur'an memiliki kedudukan dan peranan yang sangat besar dalam
kehidupannya.
Pertama-tama, orang yang "berpikir" ingin mengetahui tentang
Pencipta yang telah menciptakan dirinya dan jagad raya di mana ia tinggal dari
ketiadaan, yang telah memberinya kehidupan ketika dirinya belum berwujud, dan
yang telah menganugerahkan kepadanya nikmat dan keindahan yang tak terhitung
jumlahnya; dan ia pun mempelajari tentang bentuk-bentuk perbuatan yang diridhai
Allah. Al-Qur'an, yang Allah wahyukan kepada Rasul-Nya, adalah petunjuk yang
memberikan jawaban atas pertanyaan manusia di atas. Dengan alasan ini, manusia
perlu mengetahui kitab Allah yang diturunkan untuknya sebagai petunjuk yang
dengannya ia membedakan yang baik dari yang buruk, merenungkan setiap ayatnya
dan melaksanakan apa yang Allah perintahkan dengan cara yang paling tepat dan
diridhai.
Allah berfirman tentang tujuan diturunkannya Al-Qur'an untuk
manusia:
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran." (QS. Shaad, 38: 29)
"Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al-Qur’an itu
adalah peringatan. Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran
daripadanya (Al-Qur’an). Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya
kecuali (jika) Allah menghendakinya. Dia (Allah) adalah Tuhan Yang patut (kita)
bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun." (QS. Al-Muddatstsir, 74:
54-56)
Banyak orang membaca Al-Qur'an, namun yang penting adalah
sebagaimana yang Allah nyatakan dalam ayat-Nya yakni merenungkan tiap ayat
Al-Qur'an, mengambil pelajaran dari ayat tersebut dan memperbaiki perilaku
seseorang sesuai dengan pelajaran yang terkandung di dalamnya. Orang yang
membaca ayat: "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Alam Nasyrah, 94: 5-6),
misalnya, akan merenungkan ayat ini: ia paham bahwa Allah menciptakan kemudahan
disamping setiap kesulitan, karena itu yang ia harus lakukan ketika menemui
sebuah kesulitan adalah percaya penuh kepada Allah dan menantikan kemudahan yang
akan datang kemudian. Dengan janji Allah ini, ia melihat bahwa putus harapan
atau menjadi panik di saat munculnya kesulitan adalah sebuah tanda dari lemahnya
iman. Setelah membaca dan merenungkan ayat di atas, perilakunya selalu sejalan
dengan ayat tersebut sepanjang hidupnya.
Dalam Al-Qur'an, Allah mengisahkan beberapa pelajaran dari
kehidupan para nabi dan rasul yang hidup di masa lampau agar manusia dapat
melihat bagaimana perilaku, pembicaraan dan kehidupan manusia yang diridhai
Allah, dan menjadikan mereka sebagai panutan. Allah berfirman dalam beberapa
ayat-Nya bahwa manusia hendaknya memikirkan dan mengambil pelajaran dari
kisah-kisah para rasul tersebut:
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran
bagi orang-orang yang mempunyai akal." (QS. Yuusuf, 12: 111)
"Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah)
ketika Kami mengutusnya kepada Fir'aun dengan membawa mu'jizat yang nyata." (QS.
Adz-Dzaariyaat, 51: 38)
"Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu
dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia." (QS.
Al-Ankabuut, 29: 15)
Dalam Al-Qur'an, disebutkan beberapa ciri bangsa-bangsa kuno,
akhlaq serta bencana-bencana yang menimpa mereka. Adalah sebuah kesalahan yang
besar untuk memahami ayat-ayat ini hanya sebagai peristiwa sejarah dengan
berbagai peristiwa yang menimpa mereka. Sebab, sebagaimana di semua ayat yang
lain, Allah mengisahkan kehidupan bangsa-bangsa di masa lampau untuk kita
renungkan dan ambil pelajaran dari berbagai bencana yang menimpa bangsa-bangsa
ini sebagai pedoman dalam memperbaiki perilaku kita:
"Dan sesungguhnya telah Kami binasakan orang yang serupa dengan
kamu. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" (QS. Al-Qamar, 54:
51)
"Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan
dan paku, yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi
orang-orang yang diingkari (Nuh). Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu
sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? Maka alangkah
dahsyatnya adzab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan
Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?" (QS.
Al-Qamar, 54: 13-17)
Allah telah menurunkan Al-Qur'an untuk semua manusia sebagai
petunjuk. Oleh karena itu, memikirkan setiap ayat Al-Qur'an dan menjalani hidup
sesuai Al-Qur'an dengan mengambil pelajaran dan peringatan dari setiap ayatnya
adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan keridhaan, kasih sayang dan surga
Allah.
Tentang apakah di dalam Al-Qur'an Allah mengajak
manusia untuk berpikir?
"Dan Kami turunkan kepadamu Adz-Dzikr (Al-Qur’an), agar kamu
menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
supaya mereka memikirkan." (QS. An-Nahl, 16: 44)
Sebagaimana dalam ayat di atas, di banyak ayat-Nya yang lain, Allah
mengajak manusia untuk merenung. Memikirkan tentang apa-apa yang Allah
perintahkan kita untuk berpikir, dan melihat makna tersembunyi dan keajaiban
ciptaa-Nya adalah salah satu bentuk ibadah. Setiap hal yang kita renungkan akan
membantu kita untuk lebih mengetahui dan mengakui akan Kekuasaan, Kebijaksanaan,
Ilmu, Seni dan sifat-sifat Allah yang lain.
Allah mengajak manusia untuk memikirkan penciptaan dirinya
sendiri
"Dan berkata manusia: "Betulkah apabila aku telah mati, bahwa
aku sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali?" Dan tidakkah
manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu,
sedang ia tidak ada sama sekali?" (QS. Maryam, 19: 66-67)
Allah mengajak manusia untuk memikirkan tentang
penciptaan alam semesta
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu
dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di
bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. Al-Baqarah, 2: 164)
Allah mengajak manusia untuk memikirkan sifat
kehidupan dunia yang sementara
"Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti
air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya
karena air itu tanam-tanaman bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan
binatang ternak. hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan
memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti
menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya adzab Kami di waktu malam atau
siang, lalu Kami jadikan (tanaman-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah
disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan
tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir." (QS. Yuunus, 10:
24)
"Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai
kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai
dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang
itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup
angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya." (QS. Al-Baqarah, 2:
266)
Allah mengajak manusia untuk memikirkan
nikmat-nikmat yang mereka miliki
"Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan
gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua
buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan. Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan,
dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang
tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian
tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
berpikir." (QS. Ar-Ra‘d, 13: 3-4)
Allah mengajak manusia untuk berpikir bahwa seluruh
alam semesta telah diciptakan untuk manusia
"Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa
yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berpikir." (QS. Al-Jaatsiyah, 45: 13)
"Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman;
zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan
bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memahami(nya), dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di
bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan
daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu
perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya
kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. Dan Dia
menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu,
(dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,
dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang
itulah mereka mendapat petunjuk. Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama
dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran." (QS. An-Nahl, 16: 11-17)
"Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan
untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang memahami (nya)." (Qs. An-Nahl, 16: 12)
"Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas
mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak
mempunyai retak-retak sedikitpun? Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan
padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman
yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap
hamba yang kembali (meningat Allah)." (QS. Qaaf, 50: 6-8)
Allah mengajak manusia untuk memikirkan tentang
dirinya sendiri
"Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri
mereka?" (QS. Ar-Ruum, 30: 8)
Allah mengajak manusia untuk berpikir tentang akhlaq
yang baik
"Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan
cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran
dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan
sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku
adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian
itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat." (QS. Al-An‘aam, 6: 152)
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran." (QS. An-Nahl, 16: 90)
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah
yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.
Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat." (QS. An-Nuur,
24: 27)
Allah mengajak manusia ntuk berpikir tentang
akhirat, hari kiamat dan hari penghisaban.
"Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan
dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia
ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah
memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada
hamba-hamba-Nya." (QS. Aali ‘Imraan, 3: 30)
"Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang
mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya
Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlaq yang
tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat." (QS. Shaad,
38: 45-46)
"Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat
(yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah
datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu
apabila Kiamat sudah datang?" (QS. Muhammad, 47: 18)
(Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya lah
segala penentuan dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan." (QS. Al-Qashas,
28: 70)
Allah mengajak manusia untuk memikirkan makhluk
hidup yang Dia ciptakan
"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu
yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (QS. An-Nahl, 16:
68-69)
Orang yang berpikir akan dapat melihat sifat-sifat luar biasa pada
makhluk hidup ciptaan Allah. Dengan demikian, ia akan megetahui Kekuasaan dan
Ilmu Allah yang tak terbatas.
Allah mengajak manusia untuk memikirkan adzab yang
dapat secara tiba-tiba menimpanya
"Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah
kepadamu, atau datang kepadamu hari kiamat, apakah kamu menyeru (tuhan) selain
Allah; jika kamu orang-orang yang benar!" (QS. Al-An‘aam, 6: 40)
"Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut
pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah
yang kuasa mengembalikannya kepadamu?" Perhatikanlah bagaimana Kami berkali-kali
memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling
(juga). (QS. Al-An‘aam, 6: 46)
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah
kepadamu dengan sekonyong-konyong, atau terang-terangan, maka adakah yang
dibinasakan (Allah) selain dari orang yang dzalim?" (QS. Al-An‘aam, 6: 47)
"Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa
mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga)
bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?" (QS. Yuunus, 10: 50)
"Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa
mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga)
bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?" (QS. At-Taubah, 9: 126)
"Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab
(Taurat) sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi
pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat." (QS. Al-Qashas,
28: 43)
"Dan sesungguhnya telah Kami binasakan orang yang serupa dengan
kamu. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" (QS. Al-Qamar, 54:
51)
"Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya
dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan,
supaya mereka mengambil pelajaran. (QS. Al-A‘raaf, 7: 130)
Allah mengajak manusia untuk memikirkan tentang
Al-Qur'an
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau
kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat
pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS. An-Nisaa’, 4: 82)
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami), atau
apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek
moyang mereka dahulu?" (QS. Al-Mu’minuun, 23: 68)
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran." (QS. Shaad, 38: 29)
"Sesungguhnya Kami mudahkan Al Qur'an itu dengan bahasamu
supaya mereka mendapat pelajaran." (QS. Ad-Dukhaan, 44: 58)
"Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al Qur’an itu
adalah peringatan.Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran
daripadanya (Al Qur’an)." (QS. Al-Muddatstsir, 56: 54-55)
"Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur'an dalam bahasa Arab,
dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari
ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Qur'an itu menimbulkan pengajaran
bagi mereka.". (QS. Thaahaa, 20: 113)
Rasul-rasul Allah mengajak umatnya yang kurang dalam
hal pemahaman untuk berpikir
"Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa
perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan
tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak
mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang
yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" (QS.
Al-An‘aam, 6: 50)
"Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu
hendak membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi
petunjuk kepadaku". Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari)
sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku
menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala
sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ?" (QS.
Al-An‘aam, 6: 80)
Allah mengajak manusia berpikir untuk melawan
pengaruh syaitan
"Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka
berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was
dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya. Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik)
membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya
(menyesatkan)." (QS. Al-A‘raaf, 7: 200-202)
Perintah Allah untuk mengarahkan orang yang diberi
penjelasan tentang ajaran agama agar berpikir secara mendalam.
"Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku,
dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku; Pergilah kamu berdua kepada
Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau
takut". (QS. Thaahaa, 20: 42-44)
Allah mengajak manusia untuk berpikir tentang
kematian dan mimpi
"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa
(orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang
telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu
yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir." (QS. Az-Zumar, 39: 42)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar